DAFTAR KEJUARAAN BULUTANGKIS ANAK

30 Oktober 2011

Penyaluran Bakat Bulutangkis Anak Usia Dini

Persiapkan lebih awal untuk anak anda yang sekiranya mempunyai bakat atau hobi dalam bidang olah raga bulutangkis. Karena sekarang telah banyak klub-klub bulutangkis yang berusaha membina anak usia dini untuk bisa mendapatkan bibit dalam olah raga bulutangkis. Kenalkan sedini mungkin kepada anak agar bisa mengembangkan minat dan bakatnya dalam olah raga bulutangkis, karena olahraga bulutangkis membutuhkan fisik dan mental yang kuat.

Kami sarankan kepada para orangtua yang berminat untuk mendidik anaknya dalam olah raga bulutangkis agar mencari klub bulutangkis yang benar-benar bagus. Kriteria bagus di sini juga sangat relatif tergantung dari cara pandang kita, ada beberapa pokok yang harus diperhatikan antara lain :

  1. Carilah klub bulutangkis yang sudah terdaftar di PBSI, artinya status klub tersebut sudah jelas. Di sini yang lebih di tekankan adalah legalitas klub, karena secara administratif akan lebih mudah dan bisa dipercaya keberadaannya.
  2. Klub bulutangkis tersebut punya tempat latihan yang tetap, lebih bagus lagi kalau punya lapangan sendiri. Hal ini lebih diutamakan karena berhubungan langsung dengan kegiatan klub bulutangkis, coba bayangkan apabila tempat latihan yang biasa kita gunakan adalah Balai Desa, Gedung Pertemuan atau menyewa Gedung Olah Raga kemudian akan digunakan untuk keperluan lain ? Apakah waktu latihannya bisa digantikan hari lain ? Kalau bisa diganti hari lain masih wajar karena memang sudah haknya anggota klub, tetapi kalau tidak bisa tergantikan yang rugi pasti anggota klub yang bersangkutan.
  3. Pelatih yang menangani harus benar-benar pelatih yang berkualitas dan punya metode yang sistematis. Pelatih sangat utama keberadaannya karena semua aktifitas kegiatan klub bulutangkis sangat tergantung pada pelatih. Pelatih yang punya integritas dan komitmen untuk mengembangkan klub bulutangkis sekarang ini sudah sangat jarang sekali, apalagi di daerah. Karena seorang pelatih harus jeli dan mampu membina potensi bakat anak serta membimbing agar menjadi pemain bulutangkis.

21 Oktober 2011

Perlengkapan Bulutangkis Anak Usia Dini

Untuk melengkapi kegiatan anak dalam menggeluti olah raga bulutangkis, kita harus pintar-pintar memilih jenis perlengkapan yang sesuai dengan kondisi kita. Jangan terlalu memaksa terutama dalam segi keuangan, karena apabila kita tidak punya gambaran keinginan bisa terjebak dengan aneka macam dan merek perlengkapan bulutangkis. Yang paling utama adalah Raket, Senar dan Sepatu, kedua barang tersebut sangat banyak macam dan mereknya dengan harga yang sangat bervariasi. Memang tidak bisa dipungkiri apabila harga barang cenderung membawa kualitas, tetapi kita setidaknya sudah punya angan-angan mengenai barang yang akan kita beli. Bila belum mengetahui atau bingung untuk menentukan pilihan kita coba untuk bertanya kepada mereka yang bisa memberi saran dengan berbagai pertimbangan sesuai dengan kemampuan kita.

Untuk sepatu anak banyak yang menyarankan menggunakan merk Fly Power dengan alasan karena nyaman dipakai dan lumayan awet ( paling tidak untuk pemakaian 2 tahun ), tetapi bila sudah punya pilihan merek lain lebih baik dicoba saja karena yang bisa merasakan nyaman tidaknya adalah si pemakai.

Sedangkan untuk raket termasuk senar banyak pilihan merek yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan, disarankan untuk menggunakan raket dengan harga di kisaran menengah yaitu di bawah 500ribuan. Apabila si anak masih dalam taraf belajar lebih baik dicarikan raket dengan ring kepala berat, maksudnya untuk mengetahui kemampuan anak dalam belajar bulutangkis dan untuk mengetahui tipe permainannya. Apabila si anak memakai raket dengan tipe yang berat dengan senar tarikan kencang sekitar 26-27 dan bisa menggunakan dengan nyaman biasanya si anak punya tipe permainan menyerang ( Offfensif ) dan cenderung menggunakan power untuk melancarkan pukulan-pukulan smash. Tetapi bila si anak cenderung bertahan dengan sekali-kali melancarkan pukulan smash, bisa menggunakan raket dengan tipe dibawahnya yang bisa menambah kontrol anak dalam bertahan. Dan bila si anak cenderung punya tipe permainan bertahan atau defensif lebih baik menggunakan tipe raket yang di bawah lagi, yaitu jenis raket yang mengandalkan kontrol untuk bertahan.

Di tempat kami banyak yang menggunakan raket merek BABOLAT, sebenarnya tidak ada ketentuan merek yang harus digunakan, tetapi berdasarkan pengalaman dari pelatih kami yang telah merasakan berbagai jenis merek ternyata setelah mencoba raket merek BABOLAT, beliau merasakan kenyamanan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Untuk perlengkapan penunjang lainnya terserah dari orang tua anak masing-masing untuk membelikan celana pendek, kaos kaki, kaos katun. Biasanya untuk klub bulutangkis anak pasti mempunyai kaos seragam khusus untuk klub, apabila si anak ikut klub bulutangkis tersebut.

Demikian sekilas wawasan mengenai perlengkapan yang dibutuhkan anak untuk bisa menyalurkan bakat dan hobi bulutangkisnya.

18 Oktober 2011

Pengenalan Bulutangkis Anak Usia Dini

Mengapa kita harus mengenalkan kepada anak mengenai olah raga bulutangkis ?

Itu adalah pertanyaan yang paling mendasar yang seringkali kita temui, apabila kita ingin mengenalkan kegiatan olah raga kepada anak kita terutama olah raga bulutangkis. Sebenarnya tidak harus bulutangkis sebagai pilihan utama, karena masih banyak cabang olah raga lain yang bisa menjadi pilihan anak.

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olah raga paling populer di Indonesia. Selain banyak diminati oleh warga masyarakat dari berbagai kalangan dan kelompok usia, cabang olah raga ini juga telah menjadi lambang supremasi Indonesia di arena internasional. Atlet-atlet bulutangkis terbaik Indonesia telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa lewat prestasi yang mereka raih, antara lain juara Thomas Cup, Sudirman Cup, Sea Games, Asian Games, Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dll. Secara historis Indonesia bahkan telah melahirkan legenda-legenda bulutangkis dunia seperti Rudi Hartono, Liem Swie King, Susi Susanti, dan lainnya.

Tetapi apakah bulutangkis menjadi prioritas dalam pembinaan olahraga sesuai dengan prestasi yang telah diberikan pada bangsa ini?

Pembinaan bulutangkis yang tersendat terlihat saat Pekan Olahraga Nasional (PON) yang baru saja selesai digelar. Hampir semua daerah menggunakan pemain non-daerah tersebut atau istilahnya "membeli" pemain untuk memperkuat daerah tersebut.

Tentu hal ini sangat memprihatinkan sebagian kalangan pecinta bulutangkis. Daerah-daerah yang mempunyai dana berlimpah, bisa membeli pemain dengan leluasa, sedang daerah yang dananya minimum, akan sangat berat bersaing di ajang tersebut; bahkan untuk sekedar lolos babak pra kualifikasi pun sudah sangat berat.

Di lain pihak, sebagaimana kita tahu, seiring dengan pelaksanaan Liga Indonesia, tiap daerah berlomba-lomba mengajukan dana ke pemerintah daerah agar dapat turut serta dalam Liga Indonesia entah Liga Super atau Liga Indonesia Divisi Utama, dengan tujuan untuk mengontrak pemain-pemain berkualitas, yang sebagian besar adalah pemain-pemain asing, dimana mereka dikontrak sampai dengan nominal ratusan juta rupiah dan juga untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas stadion di daerah tersebut agar dinilai layak untuk mengikuti Liga tersebut. Kita juga tidak memungkiri bahwa sepakbola masih menjadi olahraga favorit bagi masyarakat Indonesia.

Lantas, bagaimana dengan Bulutangkis yang telah mengangkat nama bangsa di dunia internasional?

Kita memang patut berbangga pada beberapa perusahaan seperti Djarum, Gudang Garam, dan sebagainya yang berkomitmen memajukan perbulutangkisan Indonesia, tapi apakah perusahaan-perusahaan lain juga berkomitmen demikian, mungkin mereka punya komitmen tersebut, tapi semua juga tergantung dengan kondisi dan situasi negara, sehingga kontribusi dari perusahaan-perusahaan lain tersebut belum dapat dijadikan usaha pemecahan dalam masalah pembinaan tersebut

Ada semacam harapan dan semoga hal ini juga mulai untuk dipikirkan, terutama oleh bapak-bapak wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif, bagaimana jika dana yang dikucurkan oleh pemerintah daerah tersebut juga untuk membiayai klub-klub atau pemusatan-pemusatan latihan di daerah tersebut? Tidak perlu sampai ratusan juta. Kurang lebih 10 persen per bulan dari uang untuk mengontrak satu pemain asing tentunya sudah memberikan pengaruh signifikan terhadap pembinaan perbulutangkisan di daerah.

Jika hal ini bisa diterapkan untuk tiap-tiap daerah rasanya tidak mustahil bibit-bibit atlet bulutangkis berkualitas akan muncul dari tiap-tiap daerah, yang tentunya akan menjadi estafet dari pemain-pemain yang ada sekarang, dan bukan tidak mungkin kejayaan bulutangkis Indonesia akan selalu terjaga bahkan bisa lebih baik di masa-masa mendatang.

08 Oktober 2011

Latih Tanding dengan PB. Tunas Harapan Kediri

Hari Jumat 7 Oktober 2011, pada sore hari itu suasana di dalam Gedung Olah Raga Desa Bangsal Kota Kediri tidak seperti biasanya, ada sedikit perasaan tegang bercampur semangat. Karena pada hari itu akan kedatangan tamu yang sengaja telah kita undang untuk bisa menjadi mitra latih tanding antar klub sebagai bahan perbandingan dan evaluasi dalam pengembangan olah raga bulutangkis untuk mengukur kemampuan dari masing-masing klub.

Pertandingan persahabatan ini di era kepelatihan Om Tay Pou ( M. Aziz H.S. ) adalah yang kedua kalinya, yang pertama pernah dilakukan sekitar 6 bulan yang lalu. Kebanyakan anak-anak dari Klub Surya Perdana Kediri memang berangkat dari nol ( awal ) sehingga belum mempunyai wawasan dalam pertandingan bulutangkis dan Om Tay Pou sendiri baru berkecimpung di dunia bulutangkis mulai bulan Mei 2010 setelah lama gantung raket ( berhenti sebagai pelatih ).

Om Tay Pou ( M. Azis H.S. ) sendiri memang sudah lama gantung raket ( berhenti ) sebagai pelatih, tetapi karena diminta untuk membantu oleh Om Yong Hai ( Soewono ) untuk mengembangkan klub Surya Perdana Kediri yang pada waktu itu belum mempunyai pelatih. Maka dengan berat hati dan sebagai teman yang buruk ( Om Yong Hai dan Om Tay Pou sebenarnya tidak pernah akur dalam hal pemikiran dan prinsip, makanya di sini disebutkan sebagai teman yang buruk ) akhirnya Om Tay Pou mau mencoba untuk melatih kembali.

Pada awal menjadi pelatih, Om Tay Pou memang sempat stress melihat anak didiknya ternyata tidak sesuai dengan apa yang beliau harapkan. Karena yang beliau didik memang anak-anak yang belum bisa bermain bulutangkis tetapi hanya sekedar bisa memukul bola ( shuttlecock ), sehingga memang harus diarahkan sesuai dengan kemampuannya.

Tetapi setelah mendengar cerita dari Bpk. Ferry, seorang pegawai dari STAIN Kediri yang mempunyai anak bernama Kautsar dan telah berlatih selama 1 bulan di bawah bimbingan Om Tay Pou. Pak Ferry bercerita mengenai keikutsertaan anaknya dalam mengikuti pertandingan PORSENI SD wilayah Kota Tengah Kediri dengan hasil kekalahan yang diterimanya, tetapi sang Bapak ternyata merasa puas melihat perkembangan permainan anaknya. Akhirnya Om Tay Pou heran dan merasa penasaran terhadap cerita Bpk. Ferry yang terdengar agak lucu mengenai kemampuan anaknya yang kalah dalam bertanding tetapi bisa merasa puas.

Setelah mendengar jawaban dari Bpk. Ferry mengenai kepuasan yang dirasakan, akhirnya Om Tay Pou timbul kembali semangat untuk melatih terutama anak-anak yang belum bisa tetapi mempunyai bakat dan tekad dalam olah raga bulutangkis. Itulah sepenggal cerita sebelum kita melanjutkan cerita yang tadi.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba sekitar pukul 17.00 wib walau tidak secara bersamaan, ada sekitar 30 anak dari Klub PB. Tunas Harapan Kec. Papar Kab. Kediri yang datang hari itu. Mereka diantar oleh orang tua masing-masing yang juga ingin menyaksikan gaya bertanding dari putra-putri mereka,  lalu mereka berkumpul untuk saling mengenalkan diri  dan dilanjutkan dengan pembagian jadwal pertandingan. Mereka sangat antusias dalam latih tanding hari itu, terlihat dari pancaran wajah anak-anak yang sedang bertanding dan yang sedang menunggu giliran sedangkan yang belum mendapat giliran menjadi suporter bagi teman-temannya.

Om Tay Pou dan Pak Gito
pelatih dari PB yang bertanding
Orangtua sebagai suporter anak











Di Gedung Olah Raga Bangsal yang mempunyai 4 lapangan bulutangkis terdengar sorak-sorai dari para orang tua dan teman-teman satu klub sebagai penonton mengiringi satu demi satu partai tunggal yang dipertandingkan hari itu hingga akhirnya semua partai tunggal putra dan putri telah selesai, kemudian dilanjutkan dengan pertandingan partai ganda.

Gaya si Dio
Pukulan Koko yang terlalu rendah









Imel siap menerima bola dari lawan
Kejar terus, Widia


Kelas 3 SD lawan Kelas 1 SMP
Hati-hati, Kautsar ..bolanya datang



















Akhirnya semua pertandingan bisa terselesaikan hari itu, tidak terasa hampir 3 jam lamanya mereka mengikuti latih tanding dan mereka merasa puas bisa melihat dan merasakan hasil dari perkembangan latihan yang selama ini telah mereka jalani.

Setelah dianggap cukup mereka berpamitan pulang dengan membawa perasaan serta cerita yang  diperoleh selama mengikuti dan menyaksikan pertandingan persahabatan hari itu. Sebenarnya kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi klub bulutangkis, karena banyak pelajaran yang bisa diambil antara lain :

- Membantu motivasi anak dari segi mental dan penampilan, anak agar bisa tahu karakter lawan, tidak canggung, grogi, takut serta masih banyak perasaan negatif lainnya yang dialami anak bila bertanding menghadapi anak lain apalagi dilihat oleh banyak penonton.
- Sebagai bahan evaluasi terhadap perkembangan anak serta klub dalam membina anak didiknya.
- Menjadi sarana jembatan persahabatan antar anggota klub.
- Dan masih banyak manfaat positf lainnya.

Pertandingan persahabatan bulutangkis seperti ini sebisa mungkin harus sering diadakan misalnya dengan jarak pertemuan 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali, sehingga tidak menimbulkan kebosanan dalam berlatih bulutangkis. Apalagi kalau ditunjang dengan banyaknya kejuaraan untuk anak-anak tentu akan semakin menambah gairah anak-anak untuk beprestasi dan sekaligus bisa membantu menggali bibit-bibit yang potensial sebagai cara untuk regenerasi pembinaan.

 Tetapi sayang pihak-pihak yang terkait seperti PBSI terutama yang di daerah kurang aktif untuk merespon kondisi olah raga bulutangkis sekarang ini, selain itu masih kurangnya penyelenggara kejuaraan bulutangkis anak-anak.